Atlet SEA GAMES 2011 Harus Pandai Manajemen

Sejumlah mantan atlet Indonesia mengaku bangga dengan pencapaian junior-juniornya yang sukses mengantar Indonesia jadi juara umum SEA Games XXVI, Jakarta-Palembang. Meski demikian, mereka tak lupa memberikan wejangan terutama soal penggunaan bonus melimpah yang didapat para atlet peraih medali.

Sebagian besar mantan atlet nasional, Suryadi, Yayuk Basuki, Sarwenda mengingatkan pada para atlet yang berhasil meraih medali emas, perak dan perunggu di SEA Games XXVI Jakarta dan Palembang, agar mampu melakukan manajemen sendiri. Dengan harapan, bonus yang diterima dari pemerintah tidak habis begitu saja untuk foya-foya.

"Saya bersyukur para atlet sekarang mendapat penghargaan yang cukup dari pemerintah. Bayangkan saja peraih medali emas mendapat penghargaan Rp 200 juta. Hal itu harus digunakan sebaik mungkin setelah berjuang dengan waktu cukup lama di Pelatnas," ujar Suryadi, mantan pegulat nasional di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Suryadi menegaskan, berbeda dengan jamannya saat meraih medali emas mendapat bonus Rp 25 juta, itupun berbentuk asuransi dan bisa diambil dengan jangka waktu 5 tahun. Hal itu yang membuat susah para atlet. Bahkan untuk mencairkannya memerlukan perjuangan.

Melalui bonus yang diterima dari pemerintah yang diberikan langsung pada atlet hendaknya dapat digunakan semaksimal mungkin untuk menyongsong hari esok saat pensiun sebagai atlet nasional. Dengan harapan, saat tidak lagi menjadi atlet kehidupan rumah tangganya tidak mengalami kesulitan.

Hal itu dialami para mantan atlet di erah tahun 1980-1990an banyak yang menderita karena hidupnya dibawah garis kemiskinan. Namun Suryadi bersyukur masih ada pihak swasta seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) yang peduli terhadap kehidupan mantan atlet.

Kondisi seperti itu seharusnya mendapat perhatian pemerintah. Seperti halnya di Malaysia, atlet nasional langsung ditanggung kehidupannya dari pemerintah. Dengan berdirinya YOI bisa dijadikan sebagai alat pemantau mantan atlet yang hidupnya di bawah garis kemiskinan dengan memberikan jalan keluarnya.

Hal yang sama dikatakan Sarwenda, tidak semuanya mantan atlet yang hidupnya mujur atau mengalami kejayaan. Kondisi seperti itu tentunya menjadi pelajaran berharga pada para atlet nasional yang kini kebanjiran bonus dari pemerintah. Usahakan bonus yang ada ditabung untuk hari tua. Dengan harapan, bisa dijadikan usaha sebelum pensiun. “Usahakan, sebelum pensiun atlet sudah memiliki usaha atau menggapai masa depan yang cerah. Karena bonus yang ada biasanya habis dengan sendirinya tanpa terasa bila tidak dimanfaatkan seoptimal mungkin,” katanya dalam rilis yang diterima okezone, Senin (28/11/2011).

Lebih bagusnya langsung masuk tabungan. Karena atlet yang meraih medali di SEA Games sudah tentu kebanjiran bonus dari pemerintah pusat, daerah, maupun induk organisasinya. Usahakan bonus dari pemerintah langsung masuk tabungan, sedang tambahan dari daerah dan induk organisasinya bisa untuk kebutuhan sekarang.

Hal itu yang diungkapkan lifter nasional Eko Juli Irawan. Bonus yang diterima akan ditabung untuk menyongsong hari esok bersama istrinya menyambut anak pertamanya nanti. Eko mempunyai program setelah SEA Games akan berpacu di Olimpiade, setelah itu baru program memiliki momongan bersama istrinya yang juga atlet angkat besi di kelas 48 kg. Mempersiapkan hari esok katanya, sangat penting sekali agar kehidupannya bisa langgeng ketika tidak lagi menjadi atlet nasional. Eko bersyukur sudah masuk pegawai negeri sipil (PNS). Dengan begitu, masa depannya bisa diandalkan.

Ia mengakui, banyak mantan atlet yang hidupnya dibawah garis kemiskinan. Namun berkat Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) mereka bisa terbantu, meski baru beberapa mantan atlet saja. Yang penting pihak swasta sudah ada yang peduli terhadap kehidupan mantan atlet nasional. Dengan harapan, semua mantan atlet nasional tetap memiliki masa depan yang cerah.

Sumber : sport.okezone.com


 

0 komentar:

Posting Komentar